November 20, 2012

Guru Kreatif Dedi Dwitagama


Maraknya kasus tawuran di kalangan pelajar SMA ibukota, tak mutlak menjadi kesalahan para siswanya. Faktor pendorong terjadinya tawuran bisa disebabkan karena kurangnya pendidikan karakter di lingkungan sekolah mereka.

Adalah Dedi Dwitagama mantan kepala sekolah SMKN 29 Jakarta ini, diakui membawa pengaruh besar bagi prestasi SMAnya. Kini Nama STM Penerbangan, tak lagi dikenal karena aksi anarkinya. Bagi Dedi  kedekatan antara Siswa dan Guru dapat mempengaruhi aktivitas siswa di luar sekolah.

Pendidikan tak sebatas proses belajar mengajar dalam kelas, pendidikan tak hanya dinilai dari hasil akademik seorang murid. Pendidikan di Indonesia masih menjadi persyaratan utama dalam menentukan masa depan seorang manusia. Namun apakah pendidikan menjamin seseorang  dapat menjadi pribadi yang memiliki karakter baik?  dapat menjadi pemimpin yang adil? dan diterima di tengah masyarakat?

Selain belajar dalam hal akademis pembentukan karakter di sekolah juga tak bisa dipandang sebelah mata. Peran Guru dan Sekolah dalam memgembangkan karakter para muridnya harus lebih dioptimalkan.

Dedi Dwitagama adalah sosok pendidik kelahiran jakarta 28 november 1964. Ia memiliki cara tersendiri dalam mengambil perhatian anak didiknya, yaitu melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang menarik  antara lain Paskibra, Flash Mob dan Kelas Jurnalistik.

Dedi memulai karirnya sebagai Guru Matematika SD. Perjalanan karir Dedi sebagai guru  tak semudah yang ia bayangkan. Namun karena keuletan dan kejujurannya Dedi pun dipercaya menjadi Kepala Sekolah di sekolah menengah kejuruan di DKI Jakarta.

Dedi dianggap membawa Inovasi bagi sekolah yang dipimpinnya. Seperti di SMKN 29 Jakarta  yang dulu disebut STM penerbangan. Dedi hanya 1 tahun menjabat sebagai kepala sekolah di tempat ini. Namun berbagai prestasi gemilang yang membawa nama sekolah berhasil ia dapatkan.

Bagi Dedi pendidikan di indonesia saat ini hanya fokus pada pendidikan akademis, kurangnya pendekatan antara guru dan murid serta kurangnya kesempatan mengembangkan potensi diri, hal tersebut dapat memicu pelajar melakukan Aksi Tawuran.

Pembentukan karakter bagi para muridnya perlu dilakukan agar kedepannya bibit-bibit pemimpin dapat tumbuh dalam diri anak.

Di zaman semodern ini Guru dituntut untuk melek terhadap teknologi. Dedi pun memanfaatkan media blog sebagai media edukasi sekaligus menyalurkan hobi menulisnya. Dedi menekankan kepada siswa siswinya untuk rajin-rajin menuangkan ide apapun kedalam bentuk tulisan.

Hobinya ini tak disangka membawa Dedi menjadi pemenang kontes Guru Era Baru yang diadakan salah satu merk laptop dunia.

Sikapnya yang tegas dalam membuat peraturan ternyata tak membuat dedi ditakuti murid-muridnya.

Dimata stafnya Dedi dikenal karena pembawaannya yang supel sehingga dapat dekat dengan murid-muridnya.

Menurut Dedi saat ini tingkat kesejahteraan Guru sudah meningkat maka ia menyayangkan jika masih ada guru yang tidak memiliki mental dan semangat yang tinggi dalam mengajar.


Menjadi Guru bukanlah pekerjaan yang mudah  walaupun embel-embel pahlawan tanpa tanda jasa melekat di profesinya. guru diharapkan dapat terus mencetak bibit unggul yang berakhlak baik dan berguna bagi nusa dan bangsa.

Cek Blog Beliau : http://dedidwitagama.wordpress.com/author/dedidwitagama/

No comments:

Post a Comment